Sabtu, 01 Maret 2014

Yudhianto - detikinet
Kamis, 20/02/2014 13:32 WIB
Jakarta - Untuk menangkal ancaman yang mengintai pengguna komputer, selain antivirus umumnya ‘penjaga’ yang juga siaga adalah Firewall. Namun seiring berkembangnya evolusi virus, teknologi Firewall justru kerap dikibuli oleh virus saat ini. Sehingga terciptalah apa yang disebut Next Gen Firewall.

Pada dasarnya Next Gen Firewall memiliki prinsip kerja yang sama dengan Firewall konvensional. Namun bila Firewall konvensional lebih terfokus pada identifikasi ancaman yang melewati port dan protocol yang telah ditentukan, Next Gen Firewall lebih kompleks karena juga mendeteksi aplikasi ID, user ID, dan conten ID yang telah didaftarkan.

Diterangkan oleh Pudja U. Kartiman, Country Director Palo Alto Networks, pada banyak kasus saat ini, virus kerap mengakali port dan protocol yang terpantau Firewall dengan menumpang pada aplikasi yang telah terdaftar. Praktis, Firewall pun tak mampu mengidentifikasi virus yang melaluinya.

Celah inilah yang diperbaiki pada Next Gen Firewall. Ruang gerak virus dibuat semakin sempit lewat identifikasi aplikasi ID, user ID, dan konten ID yang lebih kompleks. Dengan begitu entitas yang melewati port dan protocol yang dibolehkan bisa lebih spesifik.

“Bisa dibilang Next Gen Firewall itu justru tidak mengikuti aturan firewall konvensional yang hanya mengidentifikasi port dan protocol yang terdaftar, namun lebih baik karena mampu mengidentifikasi aplikasi ID, user ID, dan konten ID. Membuatnya lebih spesifik dalam memperbolehkan entitas yang melewatinya,” ujar petinggi Palo Alto Networks Indonesia ini di Hotel Intercontinental, Jakarta.

Palo Alto Networks sendiri adalah salah satu produsen yang menyodorkan solusi ini. Menggandeng Ingram Micro untuk mendistribusikannya di Indonesia, produsen yang berpusat di California, AS ini juga menonjolkan fitur bernama Wildfire yang mampu mendeteksi ‘pergerakan’ asing sebuah entitas.

Menariknya, bila akhirnya ‘pergerakan’ tersebut diidentifikasi sebagai ancaman, fitur ini akan secara otomatis memperbaharui database pengenalan virus yang dimilikinya. Sehingga bila mengenali ancaman serupa, eksekusi akan langsung dilakukan.

Fitur menarik lain yang dimilikinya adalah global protect. Berkat fitur ini penggunaan BYOD (Bring Your Own Device) di kalangan korporasi diyakini bakal lebih aman karena ID seperti email, aplikasi ID, dan yang lainnya yang terinstal pada perangkat harus didaftarkan lebih dulu melalui fitur tersebut.
Posted by Unknown On Sabtu, Maret 01, 2014 No comments READ FULL POST


Trisno Heriyanto - detikinet
Jumat, 28/02/2014 14:34 WIB


















Inggris - Virus yang menyebar lewat bluetooth, web, atau flashdisk mungkin sudah banyak ditemukan. Tapi sekelompok ilmuwan asal Inggris berhasil menciptakan virus baru yang beredar lewat WiFi.

Virus tersebut bernama Chameleon, dan memang dikembangkan dari berbagai virus komputer yang mampu menyebar cepat. Hebatnya virus ini bisa menginfeksi semua perangkat yang terhubung WiFi, tak peduli apa pun sistem operasinya.

Virus yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas Liverpool itu diklaim punya cara kerja bak virus flu. Ia bisa melompat dari satu access point (AP) ke access point lainnya yang tidak dilindungi password.

"Saat menyerang, Chameleon tidak akan mempengaruhi AP tersebut, tetapi mampu mengumpulkan dan mengirimkan data penting dari seluruh pengguna WiFi yang terhubung di sana," jelas Profesor Alan Marshall. Seperti dikutip detikINET dari Forbes, Jumat (28/2/2014).

AP sendiri dipercaya oleh Marshall akan menjadi target para penjahat cyber di masa datang. Sebab perangkat tersebut mulai banyak ditemukan, terlebih lagi dengan pertumbuhan smartphone, tablet dan peralatan lainnya.

"Banyak yang berasumsi bahwa tidak mungkin untuk meletakan sebuah virus di dalam WiFi, tapi kami sudah menunjukkan virus yang dapat melakukan hal itu," tutup Marshall.

Ya, Marshall dan timnya memang tidak berniat jahat saat mengembangkan virus tersebut, mereka hanya ingin membuktikan bahwa ancaman cyber semakin luas. Jadi wajar rasanya jika para pengguna dianjurkan untuk lebih hati-hati.




Posted by Unknown On Sabtu, Maret 01, 2014 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Paling Populer

Labels

Categories

    Blogger news

    Blogroll

    About