Kamis, 13 April 2017

Apalah Arti Sebuah Motivasi ?


          Sesekali saya suka membaca buku motivasi. Jika sering kali, maka status saya berubah menjadi “penuntut motivasi”, bukan “penuntut ilmu”. Seseorang yang mengkalim sebagai penuntut ilmu haruslah lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan ilmu syar’i daripada selainnya. Jika banyak membaca novel, apalagi roman picisan, banyak membaca komik, apalagi Crayon Sinchan, maka sungguh tidak layak mengatakan “saya penuntut ilmu”.
          Bagi kalian yang membaca buku motivasi, ketahuilah, bahwa motivasi itu tidak berarti. Motivasi itu hanya mengagumkan diawalnya saja, menakjubkan hanya pada hentak pertama. Kita berdecak kagum,ber- ckck, ber-waah, namun tak selang beberapa lama, motivasi akan menjadi basi. Tak sedap lagi. Salahkah membaca motivasi? Tentu tidak. Toh sudah dijelaskan diawal, bahwa saya pun seorang pembaca buku motivasi dan tak jarang memotivasi orang lain. Jadi, mengapa memotivasi dikatakan tak berarti? Sabar. Belum lengkap.
          Motivasi itu tidak berarti dan cepat menjadi basi, jika.... tidak membuahkan aksi. Misal, kita membaca biografi Syaikh Al-Albani rahimahullah, lantas terpesona dengan kedisiplinan beliau dalam mengatur waktu, ketelitian beliau dalam men- takhrij hadis, keilmuan beliau, mulianya akhlak beliau, kecerdasan, tajamnya pikiran beliau, dan lain sebagainya. Kita pun termotivasi! Namun, kita tidak mempraktikkannya, tidak mencoba mengikutinya, alias hanya semangat diawal saja. Maka motivasi itu tidak berarti. Ia membiarkan motivasi itu menguap persis tetesan embun di atas dedaunan hijau kala pagi hari, yang akan lenyap tiada berbekas ketika matahari kian meninggi.
          Contoh lainnya yang saya dapat dari seorang dosen adalah sosok seorang pemain sepak bola, yang menggiring bola ke depan gawang lawan. Dia mengelabui para defender dengan aksi individu yang memukau. Bahkan ia berhasi mengocek kiper! Hanya satu sentuhan saja, bola akan masuk ke gawang! Ratusan ribu suporter dan penonton di stadion seluruhnya berteriak memotivasi, “Ayo Tendang!” Akan tetapi, jika ia tidak menendang, maka tidak akan terjadi gol.
          Begitu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam. Beliau memotivasi umatnya untuk masuk ke dalam surga. Beliau telah menjelaskan inilah jalan surga secara sempurna, hingga sejengkal pun tak luput darinya. Akan tetapi jika kita enggan menaatinya, tidak mau meniti dan menapaki jalan menuju surga yang telah dijelaskannya, maka kita tidak akan masuk surga meskipun yang memotivasinya adalah sosok semulia Rasulullah. Begitu pula nasihat indah, wejangan yang memesona, semua itu tidak berguna jika kita tidak mengamalkannya.
          Silahkan memberi motivasi, menulis buku berisi motivasi, mengisi seminar motivasi, tapi jangan lupa untuk memperingatkan bahwa motivasi tanpa aksi itu tak ada arti. Silahkan membaca buku motivasi, meminta seseorang memotivasi diri, tapi jangan lupa untuk sadar, bahwa sejatinya motivasi yang tak membuahkan aksi akan kehilangan esensi.

          Motivasi hanya menjelaskan cara. Ada cara untuk menjadi kaya. Motivator tidak memberikan kita rupiah. Ada cara untuk menjadi hidup bahagia. Mereka tidak memberikan kehidupan yang bahagia. Rasulullah menunjukkan cara menuju surga. Beliau tidak memberikan kita surga. Jadi, semua hanya ada pada diri kita. Maukah kita menjadikan motivasi itu berarti dengan aksi? Ataukah menjadikan motivasi itu basi dengan hanya berdiam diri? Apalah arti sebuah motivasi, jika tidak berbuah aksi? 

Sumber : Nuryusmansyah, Roni. 2014. "Jika Ustaz Jadi Wasit : Kumpulan Artikel Islami & Inspiratif", Jakarta: PT Elex Media Komputindo 
Posted by Unknown On Kamis, April 13, 2017 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Paling Populer

Labels

Categories

    Blogger news

    Blogroll

    About