Kamis, 20/02/2014 13:32 WIB
Jakarta - Untuk menangkal ancaman yang mengintai
pengguna komputer, selain antivirus umumnya ‘penjaga’ yang juga siaga
adalah Firewall. Namun seiring berkembangnya evolusi virus, teknologi
Firewall justru kerap dikibuli oleh virus saat ini. Sehingga terciptalah apa yang disebut Next Gen Firewall.
Pada dasarnya Next Gen Firewall memiliki prinsip kerja yang sama dengan Firewall konvensional. Namun bila Firewall konvensional lebih terfokus pada identifikasi ancaman yang melewati port dan protocol yang telah ditentukan, Next Gen Firewall lebih kompleks karena juga mendeteksi aplikasi ID, user ID, dan conten ID yang telah didaftarkan.
Diterangkan oleh Pudja U. Kartiman, Country Director Palo Alto Networks, pada banyak kasus saat ini, virus kerap mengakali port dan protocol yang terpantau Firewall dengan menumpang pada aplikasi yang telah terdaftar. Praktis, Firewall pun tak mampu mengidentifikasi virus yang melaluinya.
Celah inilah yang diperbaiki pada Next Gen Firewall. Ruang gerak virus dibuat semakin sempit lewat identifikasi aplikasi ID, user ID, dan konten ID yang lebih kompleks. Dengan begitu entitas yang melewati port dan protocol yang dibolehkan bisa lebih spesifik.
“Bisa dibilang Next Gen Firewall itu justru tidak mengikuti aturan firewall konvensional yang hanya mengidentifikasi port dan protocol yang terdaftar, namun lebih baik karena mampu mengidentifikasi aplikasi ID, user ID, dan konten ID. Membuatnya lebih spesifik dalam memperbolehkan entitas yang melewatinya,” ujar petinggi Palo Alto Networks Indonesia ini di Hotel Intercontinental, Jakarta.
Palo Alto Networks sendiri adalah salah satu produsen yang menyodorkan solusi ini. Menggandeng Ingram Micro untuk mendistribusikannya di Indonesia, produsen yang berpusat di California, AS ini juga menonjolkan fitur bernama Wildfire yang mampu mendeteksi ‘pergerakan’ asing sebuah entitas.
Menariknya, bila akhirnya ‘pergerakan’ tersebut diidentifikasi sebagai ancaman, fitur ini akan secara otomatis memperbaharui database pengenalan virus yang dimilikinya. Sehingga bila mengenali ancaman serupa, eksekusi akan langsung dilakukan.
Fitur menarik lain yang dimilikinya adalah global protect. Berkat fitur ini penggunaan BYOD (Bring Your Own Device) di kalangan korporasi diyakini bakal lebih aman karena ID seperti email, aplikasi ID, dan yang lainnya yang terinstal pada perangkat harus didaftarkan lebih dulu melalui fitur tersebut.
Pada dasarnya Next Gen Firewall memiliki prinsip kerja yang sama dengan Firewall konvensional. Namun bila Firewall konvensional lebih terfokus pada identifikasi ancaman yang melewati port dan protocol yang telah ditentukan, Next Gen Firewall lebih kompleks karena juga mendeteksi aplikasi ID, user ID, dan conten ID yang telah didaftarkan.
Diterangkan oleh Pudja U. Kartiman, Country Director Palo Alto Networks, pada banyak kasus saat ini, virus kerap mengakali port dan protocol yang terpantau Firewall dengan menumpang pada aplikasi yang telah terdaftar. Praktis, Firewall pun tak mampu mengidentifikasi virus yang melaluinya.
Celah inilah yang diperbaiki pada Next Gen Firewall. Ruang gerak virus dibuat semakin sempit lewat identifikasi aplikasi ID, user ID, dan konten ID yang lebih kompleks. Dengan begitu entitas yang melewati port dan protocol yang dibolehkan bisa lebih spesifik.
“Bisa dibilang Next Gen Firewall itu justru tidak mengikuti aturan firewall konvensional yang hanya mengidentifikasi port dan protocol yang terdaftar, namun lebih baik karena mampu mengidentifikasi aplikasi ID, user ID, dan konten ID. Membuatnya lebih spesifik dalam memperbolehkan entitas yang melewatinya,” ujar petinggi Palo Alto Networks Indonesia ini di Hotel Intercontinental, Jakarta.
Palo Alto Networks sendiri adalah salah satu produsen yang menyodorkan solusi ini. Menggandeng Ingram Micro untuk mendistribusikannya di Indonesia, produsen yang berpusat di California, AS ini juga menonjolkan fitur bernama Wildfire yang mampu mendeteksi ‘pergerakan’ asing sebuah entitas.
Menariknya, bila akhirnya ‘pergerakan’ tersebut diidentifikasi sebagai ancaman, fitur ini akan secara otomatis memperbaharui database pengenalan virus yang dimilikinya. Sehingga bila mengenali ancaman serupa, eksekusi akan langsung dilakukan.
Fitur menarik lain yang dimilikinya adalah global protect. Berkat fitur ini penggunaan BYOD (Bring Your Own Device) di kalangan korporasi diyakini bakal lebih aman karena ID seperti email, aplikasi ID, dan yang lainnya yang terinstal pada perangkat harus didaftarkan lebih dulu melalui fitur tersebut.